Senin, 29/11/2010 14:57 WIB
Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengakui hanya SPBU di wilayah Jawa saja yang sudah siap untuk mendukung program pembatasan konsumsi premium. Sebab SPBU yang memiliki tangki pertamax hanya di Jawa, sedangkan di luar Jawa belum ada.
"Kalau di luar Jawa itu belum banyak SPBU yang mempunyai tangki untuk BBM non subsidi. Jadi memang perlu ada tambahan investasi untuk SPBU yang belum mempunyai tangki khusus pertamax," ujar Direktur Pemasaran PT Pertamina Jaelani Sutomo dalam rapat dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (29/11/2010).
Namun untuk Depo distribusi, Jaelani mengatakan untuk Sumatera, Jawa, Madura, dan Bali sebenarnya siap untuk lebih banyak mendistribusikan BBM non subsidi. "Kami sedang ada ide untuk menggunakan tangki kecil buat SPBU, seperti di negara lain," jelas Jaelani.
Selain itu, Jaelani mengatakan, saat ini belum ada persetujuan dari DPR soal penambahan kuota BBM subsidi menjadi 38,2 juta kiloliter (KL). Padahal sisa jatah kuota tinggal sedikit lagi dan Pertamina pernah terpaksa untuk menghemat penyaluran BBM subsidi ke SPBU.
Hal ini mengakibatkan terjadinya krisis BBM subsidi di beberapa daerah yang mengakibatkan sebagian SPBU mengalami kelangkaan pasokan BBM subsidi. "Makanya kami berusaha menormalkan suplai dengan meminta kenaikan kuota," tukas Jaelani.
Seperti diketahui, pemerintah menyiapkan 2 opsi untuk mekanisme pengaturan konsumsi BBM bersubsidi pada tahun depan. Opsinya antara larangan menggunakan BBM bersubsidi untuk semua mobil plat hitam atau mobil di atas tahun 2005.
Hal itu dilakukan seiring terus meningkatnya konsumsi BBM akibat meningkatnya pertumbuhan kendaraan. Akibatnya, konsumsi BBM pada tahun 2010 ini saja sudah melebihi jatah APBN.
Untuk tahun ini saja, konsumsi BBM diprediksi melonjak menjadi 38 juta kiloliter, di atas jatah APBN 2010 sebanyak 36,5 juta kiloliter. Tanpa pembatasan BBM bersubsidi pada tahun 2011, Menko Perekonomian Hatta Rajasa memperkirakan konsumsi akan meningkat lagi sebanyak 10%. (dnl/qom)
"Kalau di luar Jawa itu belum banyak SPBU yang mempunyai tangki untuk BBM non subsidi. Jadi memang perlu ada tambahan investasi untuk SPBU yang belum mempunyai tangki khusus pertamax," ujar Direktur Pemasaran PT Pertamina Jaelani Sutomo dalam rapat dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (29/11/2010).
Namun untuk Depo distribusi, Jaelani mengatakan untuk Sumatera, Jawa, Madura, dan Bali sebenarnya siap untuk lebih banyak mendistribusikan BBM non subsidi. "Kami sedang ada ide untuk menggunakan tangki kecil buat SPBU, seperti di negara lain," jelas Jaelani.
Selain itu, Jaelani mengatakan, saat ini belum ada persetujuan dari DPR soal penambahan kuota BBM subsidi menjadi 38,2 juta kiloliter (KL). Padahal sisa jatah kuota tinggal sedikit lagi dan Pertamina pernah terpaksa untuk menghemat penyaluran BBM subsidi ke SPBU.
Hal ini mengakibatkan terjadinya krisis BBM subsidi di beberapa daerah yang mengakibatkan sebagian SPBU mengalami kelangkaan pasokan BBM subsidi. "Makanya kami berusaha menormalkan suplai dengan meminta kenaikan kuota," tukas Jaelani.
Seperti diketahui, pemerintah menyiapkan 2 opsi untuk mekanisme pengaturan konsumsi BBM bersubsidi pada tahun depan. Opsinya antara larangan menggunakan BBM bersubsidi untuk semua mobil plat hitam atau mobil di atas tahun 2005.
Hal itu dilakukan seiring terus meningkatnya konsumsi BBM akibat meningkatnya pertumbuhan kendaraan. Akibatnya, konsumsi BBM pada tahun 2010 ini saja sudah melebihi jatah APBN.
Untuk tahun ini saja, konsumsi BBM diprediksi melonjak menjadi 38 juta kiloliter, di atas jatah APBN 2010 sebanyak 36,5 juta kiloliter. Tanpa pembatasan BBM bersubsidi pada tahun 2011, Menko Perekonomian Hatta Rajasa memperkirakan konsumsi akan meningkat lagi sebanyak 10%. (dnl/qom)